I.
STANDAR KOMPETENSI
Memahami
struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.
II.
KOMPETENSI DASAR
Membandingkan
mekanisme transport pada membran (difusi, osmosis, transport aktif,
endositosis, dan eksositosis).
III.
INDIKATOR
Menjelaskan
transport pada membran seperti transport pasif (difusi, osmosis dan difusi
terbantu), transport aktif (endositosis, eksositosis).
IV.
TEMPAT DAN WAKTU PRAKTIKUM
Praktikum
ini telah dilaksanakan pada :
·
Hari / Tanggal :
Sabtu, 25 Agustus 2012
·
Waktu : 11.00 WITA – 12.00 WITA
·
Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Tabanan
V.
TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui peristiwa
masuknya air ke tubuh tumbuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
VI.
RUMUSAN MASALAH
·
Adakah perubahan
berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah perlakuan ?
·
Apa sajakah
faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis ?
VII.
LANDASAN TEORI
1.
TRANSPOR PADA MEMBRAN PLASMA
Dalam Priadi, Arif (2009) dikatakan bahwa pada
makhluk bersel banyak, transportasi antarsel terjadi melalui membran plasma.
Ada beberapa manfaat transpor zat bagi sel, diantaranya adalah sebagai berikut
:
a.
Menjaga kesetabilan pH.
b.
Menjaga konsentrasi zat dalam sel untuk kegiatan
enzim.
c.
Memperoleh pasokan zat makanan, bahan
energi, dan bahan mentah lain.
d.
Membuang sisa metabolisme yang beracun.
e.
Memasok ion-ion penting.
Zat yang dapat melalui membran plasma biasanya
merupakan zat yang dapat larut. Selain ukuran molekul, sifat-sifat zat yang
mempengaruhi transportasi, pada membran antara lain kandungan muatan listrik,
jumlah molekul air yang terikat, dan daya lewat dalam zat lemak
Membran plasma mempunyai sifat selektif, yaitu mampu
memilih zat yang dapat menembusnya. Hal tersebut berkaitan dengan sifat
permeabilitas membran. Beberapa sifat permeabilitas membran adalah sebagai
berikut.
a.
Permeabel, dapat ditembus oleh semua
jenis zat.
b.
Impermeabel, tidak dapat ditembus oleh
semua jenis zat.
c.
Permeabel diferensial (permeabel selektif),
hanya dapat ditembus oleh beberapa jenis zat. Contohnya adalah membran semi
parmeabel yang terdapat pada nukleus.
Gerakan zat melalui membran dapat dibagi menjadi dua
macam yaitu gerakan pasif yang tidak memerlukan energi (difusi, osmosis) dan
gerakan aktif yang memerlukan energi (endositosis, eksositosis).
2.
OSMOSIS
a.
PENGERTIAN
OSMOSIS
Menurut Sudjadi, Bagod (2007), Osmosis merupakan
proses perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut
tinggi ke konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran diferensial
parmeabel. Jika konsentrasi dalam larutan sel lebih rendah dibandingkan dengan
konsentrasi lingkungan sekitarnya, maka air akan bergerak ke luar meninggalkan
sel secara osmosis dan begitu juga sebaliknya.
Sedangkan, menurut Retnaningati, Dewi (2012),
Osmosis adalah perpindahan molekul-molekul pelarut dari larutan berkonsentrasi
rendah (Hipotonik) ke larutan berkonsentrasi tinggi (Hipertonik) melalui
selaput semiparmeabel. Jika pelarut yang digunakan berupa air, osmosis dapat
diartikan perpindahan molekul air melalui membran semi parmeabel dari larutan
kadar airnya tinggi ke larutan kadar airnya rendah.
Proses osmosis dapat mengakibatkan kerusakan sel.
Air akan masuk ke dalam sel jika konsentrasi larutan dalam sel tinggi sehingga
terjadi endosmosis akibatnya sel mengalami kehancuran karena robeknya membran
plasma. Air dalam sel akan keluar jika konsentrasi larutan di luar sel tinggi
dan terjadi eksosmosis yang akan mengakibatkan terlepasnya membran dari dinding
sel.
b.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
Dalam
uwiesunshine.blogspot.com (2010) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :
·
Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan
luar sel. Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan
konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut
rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
·
Ketebalan membran. Makin tipis membran, makin cepat proses
difusi
·
Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energy untuk
bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula osmosisnya.
3.
LARUTAN
Menurut Sudjadi, Bagod
(2007), larutan berdasarkan konsentrasi terhadap sel dibagi menjadi dua antara
lain :
·
Larutan
hipertonik (hiper = lebih dari) adalah larutan yang memiliki konsentrasi lebih
tinggi dari konsentrasi dalam sel. Larutan garam dan larutan gula adalah
hipertonik terhadap kebanyakan sel.
·
Larutan
hipotonik (hipo = rendah dari) yaitu larutan dengan konsentrasi yang lebih
rendah dibandingkan konsentrasi di dalam sel. Larutan hipotonik memiliki banyak
molekul air bebas dibandingkan yang terdapat pada sel.
Beberapa makhluk hidup
memiliki konsentrasi seimbang antara air dan zat terlarut di dalam sel dan di
luar sel atau sekelilingnya. Saat itu sel dikatakan isotonik terhadap
sekelilingnya.
Sedangkan dalam
Wikipedia Bahasa Indonesia (2012), dijelaskan bahwa, larutan adalah campuran
homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit
di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
VIII.
HIPOTESIS
Hipotesis satu (H1)
berbunyi, “Ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah
perlakuan.”
Hipotesis nol (H0)
berbunyi, “Tidak ada perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah
perlakuan.”
IX.
ALAT DAN BAHAN
1.
Timbangan
2.
Gelas
kimia 3 buah
3.
Alat
pemotong / Pelubang gabus
4.
Kartas
isap
5.
Umbi
kentang
6.
Pinset
7.
Air
suling
8.
Larutan
gula 5%
9.
Larutan
gula 15%
X.
CARA KERJA
1.
Dengan
menggunakan pelubang gabus / alat pemotong, buatlah 3 buah silinder umbi
kentang segar dengan ukuran yang sama !
2.
Timbanglah
setiap silinder kentang itu setepat mungkin dan catatlah massanya dalam tabel !
3.
Isilah masing-masing
gelas kimia tersebut dengan air suling, larutan gula 5%, dan larutan gula 15%
dengan volume yang sama !
4.
Masukan atau
taruh masing-masing silinder kentang tersebut secara bersamaan pada ketiga
gelas yang telah diisi sebelumnya !
5.
Biarkan silinder
umbi kentang tersebut dalam keadaan demikian selama 30 menit !
6.
Angkat dan
keringkan silinder umbi kentang dengan jalan mengguling-gulingkan di atas
kertas hisap kemudian timbanglah untuk kedua kalinya setiap porongan umbi
kentang tersebut dan catatlah hasilnya dalam tabel !
XI.
HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan
percobaan diatas didapatkan massa kentang sebagai berikut :
TABEL
PENGAMATAN SILINDER UMBI KENTANG
No Porongan Kentang
|
Perlakuan
|
Berat Kentang
|
|
Awal
|
Akhir
|
||
1
|
Dalam air suling
|
3,5 gram
|
3,9 gram
|
2
|
Dalam air gula 5%
|
3,5 gram
|
3,1 gram
|
3
|
Dalam air gula 15%
|
3,5 gram
|
2,6 gram
|
XII.
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan
percobaan didapatkan hasil analisa data pada silinder kentang no 1 yang berada pada
air suling memiliki berat bertambah. Air suling diketahui memiliki konsentrasi
lebih rendah dibandingkan kandungan dalam silinder kentang, jadi kentang yang
lebih berat disebabkan karena air berpindah dari air suling (konsentrasi lebih rendah)
ke silinder kentang (konsentrasi lebih tinggi).
Pada silinder kentang
no 2 dan no 3 yang berada pada larutan gula mengalami pengurangan berat.
Larutan gula diketahui memiliki konsentrasi lebih tinggi dibandingkan silinder
kentang, jadi kentang yang lebih ringan
disebabkan oleh air pada kentang (konsentrasi lebih rendah) keluar menuju
larutan gula (konsentrasi lebih tinggi). Pengurangan berat kentang pada kentang
no 3 berbeda dengan kentang no 2 oleh karena itu besarnya konsentrasi
berpengaruh terhadap pengurangan atau penambahan berat yang besarnya sebanding
lurus.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat osmosis antara lain :
·
Konsentrasi air
dan zat yang terlarut
·
Ketebalan
membran
·
Suhu dan cahaya
matahari
·
Waktu
1.
Dalam percobaan
ini manakah yang merupakan variabel tak bebas, variabel bebas, dan variabel
terkontrol ?
Jawab :
Variabel
tak bebas : Berat akhir silinder
umbi kentang
Variabel bebas :
Perlakuan perendaman
A. Air Suling
B. Larutan gula 5%
C. Larutan gula 15%
Variabel
terkontrol : Jenis silinder umbi
kentang, volume larutan, waktu perendaman, ukuran silinder umbi kentang, berat
awal silinder umbi kentang, stopwatch, kertas isap, timbangan.
2.
Variabel manakah
yang tidak dapat kita kendalikan dan merupakan variabel pengganggu ?
Jawab : Suhu, cahaya matahari, ketebalan membran
silinder umbi kentang.
3.
Silinder umbi
kentang yang manakah beratnya bertambah ?
jelaskan !
Jawab :
Silinder yang memiliki berat bertambah yaitu
silinder nomor 1. Karena berdasarkan percobaan tersebut, diketahui konsentrasi
air suling lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi dalam kentang, sehingga
air suling masuk ke dalam kentang melalui membran semiparmeabel dan menyebabkan
kentang tersebut menjadi bertambah berat.
4.
Buatlah
hipotesis yang dapat menunjukan adanya hubungan pertambahan berat pada silinder
umbi kentang itu !
Jawab :
Hipotesis satu (H1) berbunyi, “Terdapat
perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah praktikum.”
Hipotesis nol (H0) berbunyi, “Tidak
terdapat perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah praktikum.”
5.
Perubahan apa
yang terjadi pada silinder umbi kentang nomor 3 ? jelaskan perubahan itu ?
Jawab :
Pada silinder umbi kentang nomor 3 mengalami
penurunan berat. Hal ini diakibatkan karena air dalam silinder umbi kentang
keluar menuju larutan gula 15% disebabkan karena larutan ini memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi, dan air berpindah dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi.
6.
Bagaimana
pendapatmu tentang hubungan konsentrasi larutan gula 5% terhadap silinder umbi
kentang nomor 2 dan larutan gula 15% terhadap umbi kentang nomor 3 ?
Jawab :
Larutan gula yang memiliki konsentrasi lebih tinggi
daripada silinder kentang akan menyebabkan air berpindah keluar dari silinder
umbi kentang menuju larutan dan berat silinder kentang berkurang. Namun,
terdapat perbedaan jumlah pengurangan berat akibat perbedaan konsentrasi
larutan gula, berdasarkan hal tersebut dapat ditarik bahwa semakin tinggi perbedaan
konsentrasi larutan gula semakin banyak pengurangan berat yang terjadi.
7.
Apakah yang
dapat kamu simpulkan tentang hasil percobaan dari silinder umbi kentang nomor 1
sampai nomor 3 ?
Jawab :
Hipotesis satu (H1) diterima yang
berbunyi, “Terdapat perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah
praktikum.”
8.
Bagaimanakah
keadaan silinder umbi kentang 1, 2, dan 3 apabila direndam sampai 1 hari ?
Jawab :
Pada umbi kentang no 1 akan menjadi semakin lembek
karena banyak air yang masuk akibatnya sel mengalami kehancuran karena robeknya
membran plasma dan memiliki berat yang semakin besar. Sedangkan pada umbi
kentang no 2 dan 3 akan menjadi semakin mengkerut atau keras dan terlepasnya
membran dari dinding sel karena banyaknya air yang keluar serta memiliki berat
yang semakin kecil.
XIII.
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
·
Sulit untuk
menyamakan ukuran dan berat masing-masing silinder umbi kentang tersebut.
Solusi :
Membentuk kentang
tersebut menjadi silinder dengan pelubang gabus dan diukur ketebalan atau
ketinggiannya sehingga setiap umbi silinder sama.
XIV.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum tersebut diatas maka dapat
disimpulkan Hipotesis satu (H1) diterima yang berbunyi, “Terdapat
perubahan berat silinder umbi kentang sebelum dan sesudah praktikum.”
makasi banyak infonya kakak. ijin bookmark ya kak.
BalasHapustrims
makasi kakak atas infonya
BalasHapus